Senin, 10 Maret 2008

Ini Dori.. Apa Tadi?

Sepulang dari outbound Sabtu kemaren (08/03), ada satu game yang terus diinget gw dan temen-temen sekantor. Segitu terngiang-ngiang, sampe ada yang nerusin gamenya di forum, huehehe..

Gamenya sederhana aja. Kita semua berbaris membentuk lingkaran, trus sang instruktur ngasi sebuah bola, yang dikasi nama 'Dori', ke salah seorang dari kita. Pas ngasi, dia bilang ke tuh orang, 'Ini Dori'. Nanti tuh orang harus nanya, 'Apa tadi?' trus si instruktur bakal jawab lagi, 'Ini Dori'. Setelah itu dia kasih sebelah kanannya, dan mengulang proses yang sama, bedanya pas sebelahnya nanya 'Apa tadi?', dia harus nanya lagi ke orang yang pertama ngasi tau, baru balik ngasi tau secara berantai ke orang yg nanya.. begitu seterusnya. Hasilnya, terjadi adegan berikut:
Orang I: "Ini Dori."
Gw:"Apa tadi?"
Orang I: "Ini Dori."
Gw:(ngasi sebelah gw) "Ini Dori."
Sebelah gw:(ngambil) "Apa tadi?"
Gw:(ngeliat ke orang I) "Apa tadi?"
Orang I: "Ini Dori."
Gw: (ke sebelah gw) "Ini Dori."
Sebelah gw: (ngasih sebelahnya lagi) "Ini Dori."
Sebelahnya sebelah gw: "Apa tadi?"
Sebelah gw: "Apa tadi?"
Gw: "Apa tadi?" (bego amet sih gw)
Orang I: "Ini Dori."
Gw: "Ini Dori."
Sebelah gw: "Ini Dori."
Sebelah sebelah gw: "Ini Dori."
Sebelah sebelah sebelah gw: "Apa tadi?"
...

Sebagai tambahan, si instruktur ngasi juga sebuah biji tanaman (cemara) ke sebelah kiri si orang pertama tadi, yang dikasih nama 'Tari', trus nyuruh dia melakukan hal yang sama cuman muter ke kiri, bukan ke kanan. Hasilnya, sebuah game yang cukup bikin mulut gw dan temen-temen sekantor gw berbusa karena ngulang-ngulang kata yang sama, dan kepusingan orang yang berada di tengah-tengah lingkaran karena ditanya kiri kanan.

Orang di tengah: (ke sebelah kanan) "Ini Dori."
Orang di kirinya: "Apa tadi?"
Orang di tengah: "Ini Tari."
Orang di kanannya: "Apa tadi?"
Orang di tengah: "Ampun!"

Setelah abis ketawa-ketawa, si instruktur ngasi penjelasan bahwa maksud dari game tadi adalah menggambarkan bahwa kita tidak bisa melakukan dua pekerjaan sekaligus. Itu instruktur pasti gak pernah liat kantor gw, di sana kita bisa aja chatting sambil ngirim email secara bersamaan, huehehehe..

Tapi satu yang gw simpulkan dari game barusan, adalah informasi yang kita terima itu tergantung dari siapa yang membawakannya. Seandainya si A menyebut bola itu adalah 'Tari' bukan 'Dori' (dengan asumsi kita gak tau klo bola itu Dori tentunya), maka semua orang di bawahnya tentu akan bilang hal yang sama. Cerita yang sama gw dengar ketika saudara gw yang lagi residen (jaga di rumah sakit) cerita sama gw metode penyampaian berita antar residen lainnya. Katanya, di sana mereka masih pakai metode chain of message. Jadi, satu residen punya banyak downline, trus klo ada berita dari atas, si pengirim bakal ngirim ke si residen untuk nantinya dia terusin ke downlinenya.. begitu seterusnya sampai semua orang dapet. Mirip kayak MLM, cuman tanpa duitnya (malah keluar duit buat SMS). Menurut mereka, itu adalah cara yang paling murah dan efisien untuk menyebarkan berita. Trus gw tanya, gimana kalau sampe ada yang lupa gak nyampein? Katanya ya sudah, si residen yang gak nyampein berikut downlinenya pasrah aja dimarahin sama seniornya besok (isi beritanya biasanya tentang tugas, jadi tentunya mereka gak ngerjain tugasnya semua) sambil tunjuk hidung satu sama lain.

Sambil gw gak abis pikir, apa mereka gak pernah denger istilah mobile-blogging dan gprs, gw mengakui bahwa informasi di sekitar kita itu sebenarnya juga hadir dalam bentuk yang sama -- selalu berupa relay dari informasi. Hanya saja terkadang media dan entry pointnya berbeda-beda untuk setiap orang, ada yang langsung dari sumbernya, ada yang lewat radio atau tivi, ada yang lewat koran atau buku, dan ada yang lewat blog kayak gini (well, mungkin bukan yang ini sih :D). Tapi berapa sering sih sebenernya kita menerima informasi dari sumbernya? Tivi kita sekarang udah dibanjirin infotainment yang bicara tentang si A yang dituduh selingkuh sama si B, si C yang ngaku jadi selingkuhannya, berikut baca lagi ulasannya di tabloid-tabloid, tapi terkadang gw masih bertanya, apa iya cerita yang gw baca itu bener? Apa gw udah liat dari sisi si A atau B atau malah si C sendiri, atau gw cuman sekadar ngikutin aja? (Atau malah liat posisi 'menantang' dari si presenter? huehehehehe...)

Melenceng sedikit, gw juga menganalogikannya ke dunia gw sehari-hari sebagai seorang programmer. Kebiasaan gw yang paling wahid dalam coding adalah menggunakan library dalam code gw.. tinggal extend aja, panggil methodnya, beres. Gak perlu mikir lagi.. seharusnya. Masalahnya sering timbul kalau library yang gw pake itu library baru alias coba-coba, dan tidak terdokumentasi secara lengkap. Begitu timbul error, gw mati-matian nge-debug, mulai dari yang baik-baik sampe cara paling 'barbar' alias System.out.println() di mana-mana, demi untuk mendeteksi apa masalahnya di code gw apa librarynya sendiri. Makanya rekan-rekan seprofesi, dokumentasikan code anda dengan baik.. Sayangilah otak programmer sederhana ini.. Pernah gak nyoba bongkar sebuah library? Satu class aja bisa extend dan implement class macem-macem.. Gimana pusingya coba nge-tracenya klo gak ada dokumentasi :(

Lalu kembali lagi ke bahasan kita: informasi. Barang aneh nan ajaib. Ajaib, karena sepanjang perjalanan informasi itu bisa berubah wujud, bisa makin sedikit, bisa makin banyak, bisa jadi bener, bisa jadi nggak. Tergantung lewatnya lewat mana aja, langsung apa lewat orang lain, lewat tol apa muter lewat Purwakarta. Bisa kontras, pesennya nasi putih baliknya nasi goreng lengkap ama sambel dan krupuk. Akhirnya yah terserah kita, mau makannya apa nggak. Yang jelas, jaman sekarang informasi itu memang harus dipilah-pilah sumbernya. Klo menurut gw, nyari informasi yah mesti berekspetasi yang sesuai ama sumbernya.. minta info saham kok sama tukang ramal.. emang mau judi buntut? :D

Lantas apa kesimpulannya ? Banyak sih, salah satunya mungkin gw cuman ngalemin 'relapse' dan meracau nggak ada juntrungannya :D Mungkin juga, semua ini ada artinya dan layak direnungkan. Satu yang gw setujui dari si instruktur outbonding, terlalu banyak informasi juga nggak baik. Gw gak kebayang kalo ketemu orang yang baru dikenal, tau-tau dia udah ngasi tau gw warna celana dalemnya apa.. yaiks..(kecuali kalo dia cewek, huahahaha..) Anyhow, this is just a piece of my mind. Bingung? Yah, itulah informasi..

Apa tadi?

Tidak ada komentar: